Penyesalan
Surip yang Ikut Menyerang Markas Jemaat Ahmadiyah
Penyesalan Surip yang
Ikut Menyerang Markas Jemaat Ahmadiyah
Posted on 01/03/2023 12:40
Surip (tengah)
BOGOR-KITA.com, BOGOR
– Ada beberapa hal menarik pada acara religious tolerance roundtable discussion
yang digelar Yayasan Satu Keadilan bersama Search for Commonground bertema
‘Mengurai Problematika Pembangunan Rumah Ibadah Dan Hak Untuk Beribadah Di
Bogor Raya dan Depok’ Rabu 22 Februari 2023 pekan lalu.
Diskusi itu
menampilkan Direktur Eksekutif Setara Institute Halili Hasan dan Kepala Pusat
Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI Wawan Djunaedi sebagai
narasumber.
Acara diskusi dihadiri
sejumlah kelompok masyarakat. Ada juga dari warga Jemaat Ahmadiyah.
Pada sesi tanya jawab
salah seorang peserta diskusi yakni Surip yang berasal dari Desa Jampang
Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor menyampaikan permohonan maaf kepada Jemaat
Ahmadiyah.
Apa alasannya?
Dalam penuturannya,
Surip mengaku menjadi salah satu massa yang ikut menyerang Kampus Mubarak di
Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, yang merupakan markas
Jemaat Ahmadiyah. Seingat Surip penyerangan dilakukan pada tahun 1995.
“Jadi kalau di sini
(forum diskusi, -red) ada yang Ahmadiyah saya mohon maaf karena waktu itu saya
enggak tahu. Pokoknya ada info kalau Ahmadiyah itu naik haji di Kampus Mubarak,
ada nabinya di situ (Kampus Mubarak) kita serang,” ucap Surip meminta maaf di
forum diskusi.
Usai diskusi saya
menyempatkan mewawancari Surip.
Surip mengatakan pada
tahun 1995 di hari Jumat dia dan sejumlah massa menyerang Kampus Mubarak. Surip
mengaku terprovokasi.
Baca juga DPRD Diharapkan
Tetapkan Perubahan Nomenklatur BPT Jadi BPM PTSP
“Di Kampus Mubarak ada
nabi muhammad, di situ (Kampus Mubarak) mereka naik haji. Kami jalan kaki dari
Jampang semua ke Kampus Mubarak. Yang namanya spontan begitu orang ikut ya ikut
aja,” ujar Surip seraya mengingat kejadian waktu itu.
Dalam diskusi itu,
Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI Wawan Djunaedi sebagai
narasumber juga membedah 12 butir pernyataan Jemaat Ahmadiyah yang dikeluarkan
PB JAI tahun 2008.
12 Butir Pernyataan
Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yakni
1. Kami warga Jemaat
Ahmadiyah sejak semula meyakini dan mengucapkan dua kalimah syahadat
sebagaimana yang diajarkan oleh Yang Mulia Nabi Muhammad Rasulullah SAW, yaitu
Asyhaduanlaailaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasullulah, artinya:
aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa
sesungguhnya Muhammad adalah Rasulullah.
2. Sejak semula kami
warga jemaat Ahmadiyah meyakini bahwa Muhammad Rasulullah adalah Khatamun
Nabiyyin (nabi penutup).
3. Di antara keyakinan
kami bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang guru, mursyid, pembawa
berita dan peringatan serta pengemban mubasysyirat, pendiri dan pemimpin jemaat
Ahmadiyah yang bertugas memperkuat dakwah dan syiar Islam yang dibawa oleh nabi
Muhammad SAW.
Baca juga Sejumlah Tokoh
Agama Bogor Utara Tegaskan Sikap Toleransi
4. Untuk memperjelas
bahwa kata Rasulullah dalam 10 syarat bai’at yang harus dibaca oleh setiap
calon anggota jemaat Ahmadiyah bahwa yang dimaksud adalah nabi Muhammad SAW,
maka kami mencantumkan kata Muhammad di depan kata Rasulullah.
5. Kami warga Ahmadiyah
meyakini bahwa:
a. Tidak ada wahyu
syariat setelah Al-Quranul Karim yang diturunkan kepada nabi Muhammad.
b. Al-Quran dan sunnah
nabi Muhammad SAW adalah sumber ajaran Islam yang kami pedomani.
6. Buku Tadzkirah
bukanlah kitab suci Ahmadiyah, melainkan catatan pengalaman rohani Hadhrat
Mirza Ghulam Ahmad yang dikumpulkan dan dibukukan serta diberi nama Tadzkirah
oleh pengikutnya pada 1935, yakni 27 tahun setelah beliau wafat (1908).
7. Kami warga jemaat
Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan mengkafirkan orang Islam di luar
Ahmadiyah, baik dengan kata maupun perbuatan.
8. Kami warga jemaat
Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan menyebut Masjid yang kami bangun dengan
nama Masjid Ahmadiyah.
9. Kami menyatakan
bahwa setiap masjid yang dibangun dan dikelola oleh jemaat Ahmadiyah selalu
terbuka untuk seluruh umat Islam dari golongan manapun
10. Kami warga jemaat
Ahmadiyah sebagai muslim melakukan pencatatan perkawinan di Kantor Urusan Agama
dan mendaftarkan perkara perceraian dan perkara lainnya
berkenaan dengan itu
ke kantor Pengadilan Agama sesuai dengan perundang-undangan.
Baca juga Ade Yasin Tinjau
Huntap Cigudeg
11. Kami warga jemaat
Ahmadiyah akan terus meningkatkan silaturahim dan bekerja sama dengan seluruh
kelompok/golongan umat Islam dan masyarakat dalam perkhidmatan sosial
kemasyarakat untuk kemajuan Islam, bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
12. Dengan penjelasan
ini, kami pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia mengharapkan agar warga
Jemaat Ahmadiyah khususnya dan umat Islam umumnya serta masyarakat Indonesia
dapat memahaminya dengan semangat ukhuwah Islamiyah, serta persatuan dan
kesatuan bangsa.
Jakarta, 14 Januari
2008
PB Jemaat Ahmadiyah
Indonesia
Usai diskusi itu,
Surip mengaku kaget. Ternyata Jemaat Ahmadiyah tidak seperti yang dia bayangkan
sebelumnya.
“Yang saya pahami
waktu itu, Ahmadiyah itu nabi Muhammad nya di Kampus Mubarak. Tapi setelah ikut
diskusi kok jauh (beda) banget gitu hlo. Kalau begitu saya bersalah dong.
Makanya saya cari tadi ada enggak orang Ahmadiyah di sini,” terang Surip.
Surip merasa berdosa
karena telah salah paham soal Jemaat Ahmadiyah.
“Tadi saya merasa
berdosa. Sekian tahun kan saya gak pernah tahu ceritanya Ahmadiyah. Sekarang
saya sudah ikut Banser NU. Pokoknya saya baru denger di sini kok begini
Ahmadiyah gitu aja saya langsung spontan nyari Ahmadiyah bahwa dulu saya
bersalah. Makanya saya minta maaf,” terang Surip. [] Hari
https://bogor-kita.com/penyesalan-surip-yang-ikut-menyerang-markas-jemaat-ahmadiyah/
Surat Edaran Walikota Bogor tentang
Larangan Syiah dan Ahmadiyah Melanggar HAM dan Memprovokasi Toleransi
02/11/2015 04:49
Sugeng Teguh Santoso
BOGOR-KITA.com –
Yayasan Satu Keadilan menyayangkan sikap reaktif beberapa ormas di Kota Bogor
yang merencanakan kegiatan Parade Tauhid untuk memberi dukungan kapada Walikota
Bogor membekukan aktifitas Syiah, Ahmadiyah dan kelompok keyakinan lainnya yang
mereka nilai sesat.
“Sangat disayangkan
karena kegiatan ini mengarah pada penyebaran kebencian kepada keyakinan
kelompok masyarakat lainnya,” kata Ketua Yayasan Satu Keadilan Sugeng Teguh
Santoso dakam siaran pers yang diterima BOGOR-KITA.com, Senin
(2/11/2015).
Surat Edaran Walikota
Bogor keluar tanggal 27 Oktober 2015. Sejak itu beredar pesan yang berisi
seruan kepada ormas-ormas Islam di Bogor terkait dengan rencana kegiatan
Parade Tauhid pada hari Jumat, 30 Oktober 2015. Pesan ini disebarluaskan oleh
kelompok yang mengatasnamakan Masyarakat Muslim Bogor.
Baca juga Corona Kota
Bogor: Positif 74, Kasus Aktif Tembus 1.000
“Kami menilai Surat
Edaran Walikota Bogor Nomor 300/321-Kesbangpol terkait dengan imbauan
pelarangan perayaan Asyura telah melanggar konstitusi dan hak asasi manusia.
Surat Edaran tersebut berpotensi mengarahkan sikap intoleransi antar warga
masyarakat,” kat Sugeng.
Walikota Bogor, Arya
Bima menyampaikan bahwa Surat Edaran tersebut dikeluarkan karena
mempertimbangkan kondusifitas kantibmas di Bogor. “Kami berpendapat alasan
walikota tersebut tidak mencerminkan sikap pejabat pemerintah yang seharusnya
mengayomi seluruh warganya, tidak terkecuali yang berbeda agama atau keyakinan.
Apalagi kebijakan walikota tersebut hanya untuk mengakomodir aspirasi salah
satu kelompok saja. Adapun alasan pertimbangan kondusifitas kantibmas juga
patut dipertanyakan, sebab tidak ada situasi keamanan darurat di Kota Bogor.
Sebaliknya, keluarnya surat edaran Walikota Bogor tersebut justru menjadi mesiu
bagi kelompok-kelompok yang tidak menginginkan kedamaian di negara ini,” kata
Sugeng lagi. [] Admin
Baca juga Lurah Panaragan
Terima Bantuan CSR Yamaha
Gus Mis Harap Forum Kebangsaan Bogor
Raya Rawat Keberagaman
21/09/2019 20:13
BOGOR-KITA.com – Upaya memperkokoh spirit kebangsaan dan menjaga
persatuan, kesatuan dan keutuhan NKRI sangat penting sebagai sebuah bentuk
syukur kepada Allah SWT atas karunia kemerdekaan dan lahirnya negara Indonesia.
Semua elemen dan kelompok masyarakat harus berperan aktif dan bertugas menjaga
keutuhan NKRI.
Hal tersebut dikemukakan tokoh Nahdhatul Ulama Zuhairi Misrawi
dalam kegiatan Deklarasi Forum Kebangsaan Bogor Raya di Joglo Keadilan Bogor,
Sabtu (21/9/2019).
Gus Mis—sapaan akrab Zuhairi– berharap Forum Kebangsaan
Bogor Raya segera bekerja dengan membuat berbagai program guna mengajak semua
masyarakat kembali merajut dan membangun nilai nilai kebangsaan dan keberagaman
sebagai upaya membumikan Pancasila dan menjaga NKRI. “Mari bangun wilayah Bogor
dengan terus menjaga kedamaian di seluruh bumi tegar beriman sebagi wujud terciptanya
NKRI sebagai negara damai (Darussalam),” himbaunya.
Menyambut Hari Perdamaian Dunia, sejumlah elemen masyarakat
menggelar deklarasi bersama Forum Kebangsaan Bogor Raya. Kegiatan yang
mengusung tema Love For All Hatred For None (Cinta Untuk Semua Tidak Ada
Kebencian Untuk Siapapun).
Baca juga Batal Mendadak
di Kafe Cikindo, Dialog Kebangsaan Pindah ke Balai Sukarno
Menurut Ketua Panitia Kegiatan sekaligus Ketua Forum Kebangsaan
Bogor Rasa, Ustad Ahmad Suhadi, kegiatan tersebut melibatkan Aliansi Ormas
Kemang yang terdiri dari Ormas PP, BBR, BPPKB dan Paguyuban Lawas, sejumlah OKP
Kemahasiswaan dan pemuda, tokoh lintas agama dan elemen masyarakat lainnya.
“Berdirinya forum ini serta adanya deklarasi kebangsaan bertujuan guna
membangun persatuan dan kesatuan masyarakat untuk mempertahankan keutuhan NKRI
dari sikap sikap intoleran, radikalisme dan ekatrimisme yang masih sering
terjadi di wilayah Bogor Raya,” ungkapnya.
Ahmad Suhadi menambahkan, Indonesia tidak akan maju jika
membiarkan para pelaku intoleransi, radikalisme dan ekstrimisme mengacak-acak
persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya, Forum Kebangsaan Bogor Raya berkomitmen
untuk terus menjaga kedamaian dan keberagaman seluruh etnis, budaya, agama,
keyakinan dan suku bangsa yang ada di Indonesia. “Karena perbedaan harus
disyukuri dan harus dicari kesamaannya agar bisa mempersatukan seluruh anak
bangsa demi keutuhan NKRI,” tandasnya.
Turut hadir dalam kegiatan itu Sekjen PERADI yang juga Ketua YSK
Sugeng Teguh Santoso ,KH Zaenal Abidin Ketua Badan Sosial Lintas Agama, Wakil
Ketua PCNU Kab Bogor Ustad Akhmad Ikrom, Pengurus Matakin, Pengurus Jemaat
Katolik, Pengurus Ahmadiyah dan Pengurus Gerakan Pemuda Ansor.
Baca juga Satpol PP
Kabupaten Bogor Segel Galian di Sungai Cipinang Rumpin
Giat Deklarasi Kebangsaan diawali dengan menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan pembacaan Pancasila secara bersama-sama dan dilanjutkan
dengan do’a oleh pemuka lintas agama dipimpin KH. Zaenal Abidin. Selanjutnya
ditampilkan pagelaran seni bela diri pencak silat oleh Akademi Silat KM 26 Desa
Pondok Udik Kecamatan Kemang.
Ketua Aliansi Ormas Kemang, Asep Mulyadi mengatakan mereka ikut
aktif dan bergabung dalam deklarasi Forum Kebangsaan Bogor Raya karena ingin
berpartisipasi dalam terciptanya persatuan dan kesatuan serta keutuhan NKRI
dengan menolak dan melawan semua faham intoleran, radikal dan ekstrim. “Kami
aliansi ormas Kemang akan terus mendukung forum kebangsaan Bogor Raya dan siap
roadshow ke desa – desa di wilayah Kecamatan Kemang untuk menjaga persatuan,
kesatuan dan keutuhan NKRI,” ucap pria yang akrab disapa Tagor ini.
Sementara tokoh Ahmadiyah, Maulana Maksum Akhmad menegaskan bahwa
semua warga negara harus terus menjaga sikap ukhuwah Islamiyah, ukhuwah
insaniyah, ukhuwah watoniyah dan ukhuwah basariyah agar tercipta kehidupan
dunia yang damai untuk semua umat manusia. Sedangkan Wakil Ketua PCNU Kab.Bogor
Ustad Akhmad Ikrom mengatakan, rresistensi permasalahan intoleransi,
radikalisme dan ekstrimisme di wilayah Bogor masih sangat sering terjadi. Maka
menurutnya, tepat jika deklarasi forum kebangsaan diadakan di wilayah Bogor.
Baca juga Penyesalan Surip
yang Ikut Menyerang Markas Jemaat Ahmadiyah
Dijelaskan olehnya, semua pihak yang cinta NKRI harus berani
mengambil posisi di tengah masyarakat untuk menjaga keutuhan NKRI. “Tahun 1936
NU dalam muktamar di Banjarmasin sudah mendeklarasikan Indonesia sebagai sebuah
negara Darussalam (negara damai). Untuk itu perlu terus dilakukan upaya edukasi
agar tercipta NKRI yang utuh, damai, bersatu,” tegasnya.
Sementara perwakilan umat Kristiani Romo Juned mengatakan, untuk
mewujudkan perdamaian secara utuh, maka perlu digunakan bahasa cinta. “NKRI
harga mati dan dibangun dengan bahasa cinta dan diberikan kepada semua umat
manusia untuk menjadi negara yang penuh cinta damai,” ujarnya singkat.
TAGAHMADIYAH, FORUM KEBANGSAAN BOGOR RAYA, GUS
MIS, SUGENG TEGUH SANTOSO
https://bogor-kita.com/gus-mis-harap-forum-kebangsaan-bogor-raya-rawat-keberagaman/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar