AHMADIYAH BERSATU DENGAN ORMAS BOGOR RAYA 2019

 


Penyesalan Surip yang Ikut Menyerang Markas Jemaat Ahmadiyah 

ByBogor-Kita

KAB. BOGOR

Penyesalan Surip yang Ikut Menyerang Markas Jemaat Ahmadiyah 

ByBogor-Kita

Posted on 01/03/2023 12:40


Surip (tengah)

 

 

 

 

COMMENTS

 


BOGOR-KITA.com, BOGOR – Ada beberapa hal menarik pada acara religious tolerance roundtable discussion yang digelar Yayasan Satu Keadilan bersama Search for Commonground bertema ‘Mengurai Problematika Pembangunan Rumah Ibadah Dan Hak Untuk Beribadah Di Bogor Raya dan Depok’ Rabu 22 Februari 2023 pekan lalu.

Diskusi itu menampilkan Direktur Eksekutif Setara Institute Halili Hasan dan Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI Wawan Djunaedi sebagai narasumber.

Acara diskusi dihadiri sejumlah kelompok masyarakat. Ada juga dari warga Jemaat Ahmadiyah.

Pada sesi tanya jawab salah seorang peserta diskusi yakni Surip yang berasal dari Desa Jampang Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor menyampaikan permohonan maaf kepada Jemaat Ahmadiyah.

Apa alasannya?

Dalam penuturannya, Surip mengaku menjadi salah satu massa yang ikut menyerang Kampus Mubarak di Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, yang merupakan markas Jemaat Ahmadiyah. Seingat Surip penyerangan dilakukan pada tahun 1995.

“Jadi kalau di sini (forum diskusi, -red) ada yang Ahmadiyah saya mohon maaf karena waktu itu saya enggak tahu. Pokoknya ada info kalau Ahmadiyah itu naik haji di Kampus Mubarak, ada nabinya di situ (Kampus Mubarak) kita serang,” ucap Surip meminta maaf di forum diskusi.

Usai diskusi saya menyempatkan mewawancari Surip.

Surip mengatakan pada tahun 1995 di hari Jumat dia dan sejumlah massa menyerang Kampus Mubarak. Surip mengaku terprovokasi.

Baca juga  DPRD Diharapkan Tetapkan Perubahan Nomenklatur BPT Jadi BPM PTSP

 

“Di Kampus Mubarak ada nabi muhammad, di situ (Kampus Mubarak) mereka naik haji. Kami jalan kaki dari Jampang semua ke Kampus Mubarak. Yang namanya spontan begitu orang ikut ya ikut aja,” ujar Surip seraya mengingat kejadian waktu itu.

Dalam diskusi itu, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI Wawan Djunaedi sebagai narasumber juga membedah 12 butir pernyataan Jemaat Ahmadiyah yang dikeluarkan PB JAI tahun 2008.

12 Butir Pernyataan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yakni

1. Kami warga Jemaat Ahmadiyah sejak semula meyakini dan mengucapkan dua kalimah syahadat sebagaimana yang diajarkan oleh Yang Mulia Nabi Muhammad Rasulullah SAW, yaitu Asyhaduanlaailaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasullulah, artinya: aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah Rasulullah.

2. Sejak semula kami warga jemaat Ahmadiyah meyakini bahwa Muhammad Rasulullah adalah Khatamun Nabiyyin (nabi penutup).

3. Di antara keyakinan kami bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang guru, mursyid, pembawa berita dan peringatan serta pengemban mubasysyirat, pendiri dan pemimpin jemaat Ahmadiyah yang bertugas memperkuat dakwah dan syiar Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW.

Baca juga  Sejumlah Tokoh Agama Bogor Utara Tegaskan Sikap Toleransi 

 

4. Untuk memperjelas bahwa kata Rasulullah dalam 10 syarat bai’at yang harus dibaca oleh setiap calon anggota jemaat Ahmadiyah bahwa yang dimaksud adalah nabi Muhammad SAW, maka kami mencantumkan kata Muhammad di depan kata Rasulullah.

5. Kami warga Ahmadiyah meyakini bahwa:

a. Tidak ada wahyu syariat setelah Al-Quranul Karim yang diturunkan kepada nabi Muhammad.

b. Al-Quran dan sunnah nabi Muhammad SAW adalah sumber ajaran Islam yang kami pedomani.

6. Buku Tadzkirah bukanlah kitab suci Ahmadiyah, melainkan catatan pengalaman rohani Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad yang dikumpulkan dan dibukukan serta diberi nama Tadzkirah oleh pengikutnya pada 1935, yakni 27 tahun setelah beliau wafat (1908).

7. Kami warga jemaat Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan mengkafirkan orang Islam di luar Ahmadiyah, baik dengan kata maupun perbuatan.

8. Kami warga jemaat Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan menyebut Masjid yang kami bangun dengan nama Masjid Ahmadiyah.

9. Kami menyatakan bahwa setiap masjid yang dibangun dan dikelola oleh jemaat Ahmadiyah selalu terbuka untuk seluruh umat Islam dari golongan manapun

10. Kami warga jemaat Ahmadiyah sebagai muslim melakukan pencatatan perkawinan di Kantor Urusan Agama dan mendaftarkan perkara perceraian dan perkara lainnya

berkenaan dengan itu ke kantor Pengadilan Agama sesuai dengan perundang-undangan.

Baca juga  Ade Yasin Tinjau Huntap Cigudeg

 

11. Kami warga jemaat Ahmadiyah akan terus meningkatkan silaturahim dan bekerja sama dengan seluruh kelompok/golongan umat Islam dan masyarakat dalam perkhidmatan sosial kemasyarakat untuk kemajuan Islam, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

12. Dengan penjelasan ini, kami pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia mengharapkan agar warga Jemaat Ahmadiyah khususnya dan umat Islam umumnya serta masyarakat Indonesia dapat memahaminya dengan semangat ukhuwah Islamiyah, serta persatuan dan kesatuan bangsa.

Jakarta, 14 Januari 2008

PB Jemaat Ahmadiyah Indonesia

Usai diskusi itu, Surip mengaku kaget. Ternyata Jemaat Ahmadiyah tidak seperti yang dia bayangkan sebelumnya.

“Yang saya pahami waktu itu, Ahmadiyah itu nabi Muhammad nya di Kampus Mubarak. Tapi setelah ikut diskusi kok jauh (beda) banget gitu hlo. Kalau begitu saya bersalah dong. Makanya saya cari tadi ada enggak orang Ahmadiyah di sini,” terang Surip.

Surip merasa berdosa karena telah salah paham soal Jemaat Ahmadiyah.

“Tadi saya merasa berdosa. Sekian tahun kan saya gak pernah tahu ceritanya Ahmadiyah. Sekarang saya sudah ikut Banser NU. Pokoknya saya baru denger di sini kok begini Ahmadiyah gitu aja saya langsung spontan nyari Ahmadiyah bahwa dulu saya bersalah. Makanya saya minta maaf,” terang Surip. [] Hari

 

 

https://bogor-kita.com/penyesalan-surip-yang-ikut-menyerang-markas-jemaat-ahmadiyah/

KOTA BOGOR

Surat Edaran Walikota Bogor tentang Larangan Syiah dan Ahmadiyah Melanggar HAM dan Memprovokasi Toleransi

ByBogor-Kita

02/11/2015 04:49


 


 

 

 

COMMENTS

 

Sugeng Teguh Santoso

BOGOR-KITA.com – Yayasan Satu Keadilan menyayangkan sikap reaktif beberapa ormas di Kota Bogor yang merencanakan kegiatan Parade Tauhid untuk memberi dukungan kapada Walikota Bogor membekukan aktifitas Syiah, Ahmadiyah dan kelompok keyakinan lainnya yang mereka nilai sesat.

“Sangat disayangkan karena kegiatan ini mengarah pada penyebaran kebencian kepada keyakinan kelompok masyarakat lainnya,” kata Ketua Yayasan Satu Keadilan Sugeng Teguh Santoso dakam siaran pers yang diterima BOGOR-KITA.com, Senin (2/11/2015).  

Surat Edaran Walikota Bogor keluar tanggal 27 Oktober 2015. Sejak itu beredar pesan yang berisi seruan kepada ormas-ormas Islam di Bogor terkait dengan rencana kegiatan  Parade Tauhid pada hari Jumat, 30 Oktober 2015. Pesan ini disebarluaskan oleh kelompok yang mengatasnamakan Masyarakat Muslim Bogor.

Baca juga  Corona Kota Bogor: Positif 74, Kasus Aktif Tembus 1.000

 

“Kami menilai Surat Edaran Walikota Bogor Nomor 300/321-Kesbangpol terkait dengan imbauan  pelarangan perayaan Asyura telah melanggar konstitusi dan hak asasi manusia. Surat Edaran tersebut berpotensi mengarahkan sikap intoleransi antar warga masyarakat,” kat Sugeng.

Walikota Bogor, Arya Bima menyampaikan bahwa Surat Edaran tersebut dikeluarkan karena mempertimbangkan kondusifitas kantibmas di Bogor. “Kami berpendapat alasan walikota tersebut tidak mencerminkan sikap pejabat pemerintah yang seharusnya mengayomi seluruh warganya, tidak terkecuali yang berbeda agama atau keyakinan. Apalagi kebijakan walikota tersebut hanya untuk mengakomodir aspirasi salah satu kelompok saja. Adapun alasan pertimbangan kondusifitas kantibmas juga patut dipertanyakan, sebab tidak ada situasi keamanan darurat di Kota Bogor. Sebaliknya, keluarnya surat edaran Walikota Bogor tersebut justru menjadi mesiu bagi kelompok-kelompok yang tidak menginginkan kedamaian di negara ini,” kata Sugeng lagi.  [] Admin

Baca juga  Lurah Panaragan Terima Bantuan CSR Yamaha

 

 

 

 

https://bogor-kita.com/surat-edaran-walikota-bogor-tentang-larangan-syiah-dan-ahmadiyah-melanggar-ham-dan-memprovokasi-toleransi/

Gus Mis Harap Forum Kebangsaan Bogor Raya Rawat Keberagaman

ByBogor-Kita

21/09/2019 20:13


 

 

 

 

COMMENTS

 

BOGOR-KITA.com – Upaya memperkokoh spirit kebangsaan dan menjaga persatuan, kesatuan dan keutuhan NKRI sangat penting sebagai sebuah bentuk syukur kepada Allah SWT atas karunia kemerdekaan dan lahirnya negara Indonesia. Semua elemen dan kelompok masyarakat harus berperan aktif dan bertugas menjaga keutuhan NKRI.

Hal tersebut dikemukakan tokoh Nahdhatul Ulama Zuhairi Misrawi dalam kegiatan Deklarasi Forum Kebangsaan Bogor Raya di Joglo Keadilan Bogor, Sabtu (21/9/2019).

Gus Mis—sapaan akrab  Zuhairi– berharap Forum Kebangsaan Bogor Raya segera bekerja dengan membuat berbagai program guna mengajak semua masyarakat kembali merajut dan membangun nilai nilai kebangsaan dan keberagaman sebagai upaya membumikan Pancasila dan menjaga NKRI. “Mari bangun wilayah Bogor dengan terus menjaga kedamaian di seluruh bumi tegar beriman sebagi wujud terciptanya NKRI sebagai negara damai (Darussalam),” himbaunya.

Menyambut Hari Perdamaian Dunia, sejumlah elemen masyarakat menggelar deklarasi bersama Forum Kebangsaan Bogor Raya. Kegiatan yang mengusung tema Love For All Hatred For None (Cinta Untuk Semua Tidak Ada Kebencian Untuk Siapapun).

Baca juga  Batal Mendadak di Kafe Cikindo, Dialog Kebangsaan Pindah ke Balai Sukarno

 

Menurut Ketua Panitia Kegiatan sekaligus Ketua Forum Kebangsaan Bogor Rasa, Ustad Ahmad Suhadi, kegiatan tersebut melibatkan Aliansi Ormas Kemang yang terdiri dari Ormas PP, BBR, BPPKB dan Paguyuban Lawas, sejumlah OKP Kemahasiswaan dan pemuda, tokoh lintas agama dan elemen masyarakat lainnya. “Berdirinya forum ini serta adanya deklarasi kebangsaan bertujuan guna membangun persatuan dan kesatuan masyarakat untuk mempertahankan keutuhan NKRI dari sikap sikap intoleran, radikalisme dan ekatrimisme yang masih sering terjadi di wilayah Bogor Raya,” ungkapnya.

Ahmad Suhadi menambahkan, Indonesia tidak akan maju jika membiarkan para pelaku intoleransi, radikalisme dan ekstrimisme mengacak-acak persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya, Forum Kebangsaan Bogor Raya berkomitmen untuk terus menjaga kedamaian dan keberagaman seluruh etnis, budaya, agama, keyakinan dan suku bangsa yang ada di Indonesia. “Karena perbedaan harus disyukuri dan harus dicari kesamaannya agar bisa mempersatukan seluruh anak bangsa demi keutuhan NKRI,” tandasnya.

Turut hadir dalam kegiatan itu Sekjen PERADI yang juga Ketua YSK Sugeng Teguh Santoso ,KH Zaenal Abidin Ketua Badan Sosial Lintas Agama, Wakil Ketua PCNU Kab Bogor Ustad Akhmad Ikrom, Pengurus Matakin, Pengurus Jemaat Katolik, Pengurus Ahmadiyah dan Pengurus Gerakan Pemuda Ansor.

Baca juga  Satpol PP Kabupaten Bogor Segel Galian di Sungai Cipinang Rumpin

 

Giat Deklarasi Kebangsaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan Pancasila secara bersama-sama dan dilanjutkan dengan do’a oleh pemuka lintas agama dipimpin KH. Zaenal Abidin. Selanjutnya ditampilkan pagelaran seni bela diri pencak silat oleh Akademi Silat KM 26 Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang.

Ketua Aliansi Ormas Kemang, Asep Mulyadi mengatakan mereka ikut aktif dan bergabung dalam deklarasi Forum Kebangsaan Bogor Raya karena ingin berpartisipasi dalam terciptanya persatuan dan kesatuan serta keutuhan NKRI dengan menolak dan melawan semua faham intoleran, radikal dan ekstrim. “Kami aliansi ormas Kemang akan terus mendukung forum kebangsaan Bogor Raya dan siap roadshow ke desa – desa di wilayah Kecamatan Kemang untuk menjaga persatuan, kesatuan dan keutuhan NKRI,” ucap pria yang akrab disapa Tagor ini.

Sementara tokoh Ahmadiyah, Maulana Maksum Akhmad menegaskan bahwa semua warga negara harus terus menjaga sikap ukhuwah Islamiyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah watoniyah dan ukhuwah basariyah agar tercipta kehidupan dunia yang damai untuk semua umat manusia. Sedangkan Wakil Ketua PCNU Kab.Bogor Ustad Akhmad Ikrom mengatakan, rresistensi permasalahan intoleransi, radikalisme dan ekstrimisme di wilayah Bogor masih sangat sering terjadi. Maka menurutnya, tepat jika deklarasi forum kebangsaan diadakan di wilayah Bogor.

Baca juga  Penyesalan Surip yang Ikut Menyerang Markas Jemaat Ahmadiyah 

 

Dijelaskan olehnya, semua pihak yang cinta NKRI harus berani mengambil posisi di tengah masyarakat untuk menjaga keutuhan NKRI. “Tahun 1936 NU dalam muktamar di Banjarmasin sudah mendeklarasikan Indonesia sebagai sebuah negara Darussalam (negara damai). Untuk itu perlu terus dilakukan upaya edukasi agar tercipta NKRI yang utuh, damai, bersatu,” tegasnya.

Sementara perwakilan umat Kristiani Romo Juned mengatakan, untuk mewujudkan perdamaian secara utuh, maka perlu digunakan bahasa cinta. “NKRI harga mati dan dibangun dengan bahasa cinta dan diberikan kepada semua umat manusia untuk menjadi negara yang penuh cinta damai,” ujarnya singkat.

TAGAHMADIYAHFORUM KEBANGSAAN BOGOR RAYAGUS MISSUGENG TEGUH SANTOSO

 

 

https://bogor-kita.com/gus-mis-harap-forum-kebangsaan-bogor-raya-rawat-keberagaman/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar