1.16.2017

Terlibat narkoba & desersi, 47 prajurit Kodam Bukit Barisan dipecat

Sebanyak 47 prajurit Komando Daerah (Kodam) I Bukit Barisan (BB) dipecat karena terlibat narkoba atau desersi. Seorang di antaranya perwira menengah, 2 perwira pertama, 16 bintara dan 28 tamtama.

Diskon tiket pesawat SESUKA-mu! Hanya di PERGI.COM harga kami bulatkan ke bawahUpacara pemberhentian dengan tidak hormat (PDTH) dilakukan di Lapangan Benteng, Jalan Pengadilan, Medan, Senin (7/11). Pemecatan simbolis dilakukan terhadap seorang tamtama Yonif 122/Tombak Sakti, Praka Agus Purba, yang terbukti terlibat tindak pidana narkotika. Kepala Staf Kodam I Bukit Barisan, Brigjen TNI Tiopan Aritonang, melepas kemeja dinasnya dan menggantinya dengan kemeja batik.

"Dari 47 orang tadi, 36 orang kita pastikan melakukan tindakan desersi dan 11 orang melakukan tindak pidana narkotika," kata Tiopan usai upacara, Senin (7/11).

Prajurit yang diberhentikan tidak dengan hormat terdiri dari 1 perwira menengah dengan pangkat letnan kolonel yang terbukti desersi. Selain itu, terdapat dua perwira pertama, seorang di antaranya melakukan desersi dan seorang lagi terlibat tindak pidana narkotika. Sisanya 16 bintara dan 28 tamtama yang terbukti desersi atau melakukan tindak pidana narkotika.

"Ini sudah in kracht, sudah melewati proses hukum. Setelah pemecatan ini dikembalikan ke Lapas. Kalau melakukan pidana, kena pidana umum," jelas Tiopan.
Pemecatan ini menjadi contoh bagi prajurit lain. Tidak ada yang kebal hukum jika melakukan tindak pidana narkotika atau desersi.
Seluruh prajurit, khususnya di Kodam I Bukit Barisan, diingatkan untuk menjauhi narkoba. "Jangan sekali-sekali terlibat narkoba. Jangan alasan coba-coba, tidak usah. Tadi saya juga sampaikan amanat Pangdam, setiap komandan satuan harus bertanggung jawab keluarganya, pasukannya dan PNS-nya. Jangan sampai terlibat narkoba," tegas Tiopan.

Jenderal bintang satu ini pun meminta masyarakat memberikan informasi jika ada prajurit yang melakukan penyalahgunaan narkotika. Persoalan narkoba ini dinilai sangat penting karena sudah menjadi masalah nasional. "Ini sudah menjadi salah satu metode yang digunakan negara lain untuk menghancurkan Indonesia. Tidak perlu biaya besar untuk perang, tapi narkotika ini digunakan untuk menghancurkan generasi muda kita," sebut Tiopan.

[lia]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar