8.18.2017

Gus Nuril: Doa Bang Tiffatul-Guyon sambil DOA Ok saja….

"Ya Allah engkau tahu, bahwa aku tidak mampu mensyukuri segala nikmat nikmat mu, wong menghitung nikmat saja tidak mampu apalagi mensyukurinya ,( wa in ta'udzu nikmatalloh la tuhshuha). Maka tolonglah Engkau bersyukur kepada diri Mu sendiri atas nama ku "

Doa ini karena dilantunkan oleh Maulana sufi yang menjadi musuh negara, atau penguasa saat itu, maka do'a ini secara subyektif sefihak di anggap kurang ajar sekali, salah dan ,dianggap menyimpang, dari tatatanan agama, bahkan lebih berat dari itu semua -dia di tuduh menista Tuhan. Vonis hakim penguasa menjatuhkan hukuman mati.

Doa Bang Tiffatul...
Dan Abu Mansyur Husein Al Halaj
Saudaraku bangsa Indonesia selamat harlah ke 72 Th, Bangsa yang terkenal lemah lembut,ramah dan pemaaf , tetapi belakangan ini suka marah . Mulai Luntur budi pekertinya dan kini punya stempel baru sebagai bangsa yang rajin melakukan amuk masa.
Bahkan hanya dengan atau karena perkara sepele saja sudah bisa menggerakan tangan untuk membunuh dan membakar "musuh" yang padahal itu belum tentu salah. Baik membakar dalam artian kiasan maupun fisik.
Sengaja... tulisan ku yang kali ini menyentuh soal kawasan intim dan sensitif. Sebenarnya sih....Sebenarnya , esensinya biasa saja, tidak istimewa bahkan sangat elementry.
Persoalan esensinya, ada seseorang yang hidup di kawasan 'stereotipe' kepingin akrab dengan Tuhan dan lawan Politik itu dapat tugas untuk berdoa. Hanya berdoa. Ya hanya. Dia itu Bekas Menteri penerangan dari PKS , bang Tifatul. Saya mengenal nya meski kurang akrab
Barangkali sih.....Karena dia gencar , baik partainya dan Ormas radikal ingin meng kembalikan Piagam jakarta dan mensyariah kan DKI , maka ...dalam situasi hajatan Hajatan Nasional, Karena nikmat Allah atas kemerdekaan. Diadakan di Istana.
Biasa saja..... gak ada hebatnya. Wong selama ini , upacara upacara seperti itu sudah kehilangan Ruh nya, itu pun jika tidak boleh disebut ;
"hanya lamis, sebagai kegiatan politik protokoler." Guyon politik atau malah hanya pameran situasi siapa menguasai siapa. 'Politiking' lah .
Esensi Doa
Doa itu ibadah. Maka doa itu boleh saja menggunakan pakem resmi tuntunan masih masing agama yang di peluk nya atau boleh menggunakan bahasa sendiri , tata cara sendiri, rumus sendiri di tempat dan kondisi tertentu. Artinya doa itu bebas tidak terikat dalam ruang dan waktu.
Karena doa itu ibadah, maka memiliki unsur ke dekat an seseorang kepada Allah, Sang Khaliqnya. Kedekatan itu, biasa nya juga akan menimbulkan warna dan ekspresinya, sesuai dengan ilmu, dan adat kebiasaan masing masing.

Maka , wajar jika Abu Mansyur Husein al halaj, ulama sufi yang mengarang 115 kitab ( di abad kedelapan atau sebelas, jika tidak khilaf ) ini memiliki keunikan tersendiri saat berekspresi dalam doa nya. Dia berdoa ;
"Ya Allah engkau tahu, bahwa aku tidak mampu mensyukuri segala nikmat nikmat mu, wong menghitung nikmat saja tidak mampu apalagi mensyukurinya ,( wa in ta'udzu nikmatalloh la tuhshuha). Maka tolonglah Engkau bersyukur kepada diri Mu sendiri atas nama ku "
Doa ini karena dilantunkan oleh Maulana sufi yang menjadi musuh negara, atau penguasa saat itu, maka do'a ini secara subyektif sefihak di anggap kurang ajar sekali, salah dan ,dianggap menyimpang, dari tatatanan agama, bahkan lebih berat dari itu semua -dia di tuduh menista Tuhan. Vonis hakim penguasa menjatuhkan hukuman mati.
Meski di hukum dengan semena, (saya tidak akan mencerita kan jalan nya eksekusi hukuman yang sangat tidak manusiawi dan biadab) Guru Sayidina Abubakar asy Syibliy ( lihat kitab nashoihul ibad , nasehat bagi para ahli ibadah) , yang sangat terkenal juga meng inspirasi sufi dunia, Maulana Inayat Khan, dan Maulana Rummy ,serta sastrawan dunia Muhammad Iqbal.
Pembaca dan santri FB- perlu di ketahui juga , bahwa ; gerak doa dan ke eksentrikan " Jesus min Basra " ini juga di warisi oleh seorang ulama jawa yang berasal dari pengembaraan nya di Parsyi, atau Basra ( sekarang menjadi daerah atau negara ; Iran, Irak, kuwait, dan yordan ? ) bahkan pada abad XIII, ditanah jawa ada tokoh serupa yang di kenal dengan sebutan ; syeikh Lemah Abang
Transedent
Bahkan dulu ada seorang perempuan yang demikian hebat nya dalam "bercinta"dengan Robb nya. Dia seorang alim Zuhud , wiro'i, Wali wanita yang luar biasa yang kemudian ditangkap oleh para pedagang budak. Rabbi'ah al addawiyah , namanya.
Perempuan Sholehah ,Sufi dan Auliya, itu juga di kenal luas sangat luar biasa kekramatan nya......Dia senantiasa berdoa, ber munajad ,ber dialog dan bercakap cakap serta ber asyik masyuk dengan Allah, sehingga menisbikan cinta seorang raja sufi bernama Maulana Syeikh Hasan al Bashri, min Bashra. Sang wali perempuan ini berdoa ;
"ya Allah masukan aku di dalam Neraka Mu, sepanjang aku dapat melihat wajah Mu...."
Saudaraku yang budiman, Doa doa kedua Auliya Allah ini sangat bersayap. Dalam sekali maknanya, tidak bisa diartikan dengan kalimat yang nampak di permukaan saja ,tetapi lebih daripada itu musti dicari logika dalil yang mana , yang melahir kan sebuah permohonan privat bernama doa itu.
Demikian halnya doa yang di ekspresikan oleh bang Tifatul Sembiring ketika dia berdoa di istana, dengan kalimat pilihan akrab atau mencoba mengakrabi Tuhan dan tentunya karena politikus maka wajar berprinsip sekali dayung dua pulau di lampui untuk yang di doakan;
" ya Allah gemukan badan Presiden ku, pak Jokowi, karena selama ini badan semakin kurus. "
Saya sendiri suka berdoa di antara Sofwa dan marwa di Makah, sembari disirami air zam zam, sembari didoa in ; ya Allah panjengan jadikan air zam zam ini untuk menghilangkan gering pongkring, atau kurus ben dadi daging. Gemukan badan,dompet dan rejeki.
Doa semacam ini, boleh semua itu sah sah saja, dan boleh kok hukumnya. Orang NU biasa begitu, bahkan ada doa yang ditulis dan di simpan di dompet. Ada yang di tulis dipunggung seseorang dalam bentuk wafak.
Yang jadi masalah itu, Bang Tifatul orang PKS akrab dengan FPI dan HTI dan GNF MUI, MTA, meskipun mengku ahlusunah wal jamaah, semua orang tahu kok , dia itu berpaham ( nya ) wahabi ,budaya budayanya impor dari Arab . " Lho kok dungo coro NU, cara yang selama ini di anggap oleh kelompok nya sebagai tindakan ; salah, bid'ah bahkan sesat... ya gegerlah...hahaha......

Jika boleh meminjam bahasa nya sebelah ini langkah taqiyah yang wagu dan setengah hati.oooo politik. Oooo
Semarang Sokotunggal
Abu Salman Al Farizi
Gus Nuril Arifin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar