5.30.2022

Diam-diam Bank Tutup Ribuan Kantor Cabang, Gara-gara Digitalisasi

 


Jakarta - Jumlah kantor cabang bank terus menyusut setiap tahunnya. Dikutip dari data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) periode Februari 2022, jumlah kantor bank tercatat sebanyak 28.350 unit dari 107 bank.


Angka ini berkurang 2.597 unit sejak 2019 yang mencapai 31.127 unit dari 110 bank. Pada 2020 jumlah kantor bank tercatat 30.733 unit dari 109 bank. Lalu pada 2021 jumlah kantor bank tercatat 29.999 unit dari 107 bank.

Data OJK juga menyebutkan jika jumlah kantor dari empat bank BUMN tercatat sebanyak 14.595 unit. Angka ini turun 3.026 unit dari periode 2019 yang berjumlah 17.621 unit kantor cabang.

Selanjutnya untuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) tercatat 4.983 unit dari total 27 bank BPD.

Kemudian bank swasta nasional tercatat 8.925 unit kantor cabang dari jumlah 68 unit bank pada periode Februari 2022. Angka ini turun 149 unit dibandingkan periode 2019 yang tercatat 9.074 unit dari 71 jumlah bank swasta.
Selain itu juga ada jumlah kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri. Per Februari 2022 tercatat 27 unit kantor cabang dari 8 bank. Lalu pada 2019 36 unit kantor cabang dari 8 bank.

Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan jika penyusutan kantor cabang bank merupakan bagian dari digitalisasi. Digitalisasi merupakan kunci dalam persaingan bank.

"Sehingga bank tidak perlu mengeluarkan biaya terlalu besar untuk pembukaan kantor cabang. Pada saat puncak pandemi, bank memanfaatkan perubahan gaya hidup dan pola transaksi keuangan dengan memangkas signifikan jumlah kantor cabang," kata dia kepada detikcom, Senin (30/5/2022).

Bhima mengungkapkan saat ini membuka kantor cabang bank membutuhkan biaya sewa gedung, desain ruangan, gaji karyawan, biaya listrik, dan operasional lainnya. Ini yang membuat kantor cabang bank harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal.

Dia menambahkan, bank sadar dengan perluasan kantor cabang hanya akan menaikkan beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) di tengah masa konsolidasi laba seperti saat ini.

"Tren ini akan terus berlanjut, sejalan dengan bermunculannya bisnis bank digital. Apalagi salah satu bank digital mengalami kenaikkan pendapatan bunga dan fee based income yang sangat cepat, padahal jumlah karyawan hanya 200 orang," jelas dia.

Jadi sekarang, investasi bank digital berubah menjadi investasi ke sistem keuangan digital dan kolaborasi antar pemain di ekosistem keuangan.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan berkurangnya jumlah kantor cabang bank terjadi karena digitalisasi. Banyak bank yang terutama bank besar sudah mengembangkan mobile dan internet banking dan memungkinkan nasabah tak perlu lagi ke kantor cabang.

"Layanan bank sudah lebih banyak dilakukan secara digital menggunakan mobile dan internet banking. Bagi bank ini merupakan bentuk efisiensi, biaya operasional kantor cabang termasuk biaya SDM cabang bisa dikurangi secara signifikan," ujar dia.


SUMBER;  https://finance.detik.com/moneter/d-6101964/diam-diam-bank-tutup-ribuan-kantor-cabang-gara-gara-digitalisasi

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar