JAKARTA, Keputusan Partai Golkar untuk mengusung kembali Jokowi sebagai calon Presiden pada pilpres 2019 mendatang, dianggap merupakan bagian dari strategi Jokowi menghadapi pilpres 2019. Atas dasar itu, Jokowi tidak mempersalahkan dan terkesan memberi dukungan kepada Setya Novanto untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Menurut politisi Gerindra Arief Poyuono, masuknya Golkar dalam koalisi pendukung Jokowi, merupakan salah satu langkah Jokowi mempersiapkan amunisi untuk bertarung di pilpres 2019.
"Sekarang pemerintah didominasi elite Golkar. Jokowi sudah tidak butuh PDIP, lebih senang dengan Golkar," jelas Arief, Rabu (1/6/2016).
Arief menuturkan, dengan masuknya Golkar dalam koalisi pemerintahan Jokowi dan menempatkan Luhut Panjaitan sebagai penyambung komunikasi, menunjukkan bahwa Jokowi akan menggunakan Golkar sebagai kenderaannya di pilpres 2019.
Lebih lanjut, Arief menganggap Jokowi sudah tidak lagi identik dengan PDIP sebagai partai yang dinaunginya, namun justru lebih dekat dengan Golkar.
"Saya melihat suara Golkar suara Joko Widodo. Pak Jokowi sudah ingin siap-siap lagi bertarung di Pilpres. Mengajak Golkar berkoalisi ke dalam, menempatkan Luhut di dalam. Ingin mengajak Golkar menjadi kendaraannya di Pilpres," tutur Arief.
Sebagaimana diketahui, Ketua Umum Setya Novanto sudah menyatakan akan mengusung kembali Jokowi sebagai calon presiden dalam pilpres 2019. Hal ini pun dikuatkan oleh Ketua Koodinator Bidang Polhukam Partai Golkar Yorrys Raweyai.
"Nanti di rapimnas kita nyatakan, usung dan calonkan Presiden Jokowi di 2019," ujar Yorrys, Selasa (31/5).
http://soksinews.com/id-4572-read-diusung-golkar-dalam-pilpres-2019-jokowi-disebut-tidakperlukan-lagi-pdip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar